Jumat, 28 Februari 2014

Al-Syeikh Abdul Qodir Al-Jilani Ra, Berpegang pada Sunnah


Bismillahirrohmanirrohiim

Nama Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani adalah Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qodir bin Abi Shalih Zango Dost Al-Jaelani. Ia lahir di Jailan atau Kailan pada 470 H/1077 M, sehingga di akhir namanya ditambahkan kata Al-Jaelani atau Al-Kailani atau juga Al-Jiliydan.

Dalam usia 8 tahun, Abdul Qodir sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada 488 H/1095 M. Ia tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang kala itu dipimpin Ahmad Al-Ghazali, menggantikan saudaranya Abu Hamid Al-Ghazali. Di Baghdad beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khathat, Abul Husein Al-Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al-Mukharrimi.

Ia menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama. Dengan kemampuan itu, Abu Sa’ad Al-Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di daerah Babul Azaj, menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syekh Abdul Qodir Jaelani.

Ia mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memberikan nasihat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut. Banyak orang yang bertaubat setelah mendengar nasihatnya. Banyak pula orang yang bersimpati kepadanya, lalu datang menimba ilmu hingga sekolah itu tidak mampu menampung lagi.

Murid-murid Syekh Abdul Qodir banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al-Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam, Syekh Qudamah, penyusun kitab fiqh terkenal Al-Mughni.

Syekh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama beliau selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syekh Abdul Qodir sampai ia meninggal dunia.

Menurut Ibnu Qudamah, Syekh Abdul Qodir adalah seorang yang berilmu, berakidah Ahlus Sunnah, dan mengikuti jalan Salafush Shalih. "Beliau dikenal banyak memiliki karamah. Tetapi banyak (pula) orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, tarekat (jalan) yang berbeda dengan jalan Rasulullah, para sahabatnya, dan lainnya," kata Ibnu Qudamah.

Imam Ibnu Rajab juga berkata, "Syekh Abdul Qodir Jaelani memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu makrifat yang sesuai dengan sunnah.”

Beberapa karya Syekh Abdul Qodir Jaelani antara lain Al-Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq dan Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasihat dari majelis-majelisnya. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunah. Ia membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunah.

Syekh Abdul Qodir adalah seorang alim, salafi, sunni, namun banyak orang yang menyanjung dan membuat kedustaan atas namanya. Sedangkan ia berlepas diri dari semua kebohongan itu.

Syekh Abdul Qodir Jaelani adalah seorang ulama besar, yang juga dikenal sebagai pendiri sekaligus penyebar salah satu tarekat terbesar di dunia; Tarekat Qodiriyah.

Apabila sekarang ini banyak kaum Muslimin menyanjung-nyanjung dan mencintainya, maka itu adalah suatu kewajaran. Bahkan suatu keharusan. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajatnya di atas Rasulullah SAW, maka hal ini merupakan kekeliruan yang fatal. Karena Rasulullah SAW adalah Nabi dan Rasul yang paling mulia di antara para nabi dan rasul. Derajatnya tidak akan terkalahkan di sisi Allah oleh manusia manapun.

Adapun sebagian kaum Muslimin yang menjadikan Syekh Abdul Qodir Jaelani sebagai wasilah (perantara) dalam doa mereka, berkeyakinan bahwa doa seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaraannya. Ini juga merupakan kesesatan.

Menjadikan orang yang meninggal sebagai perantara tidak ada syariatnya, dan ini diharamkan. Apalagi kalau ada orang yang berdoa kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab doa merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak diberikan kepada selain Allah.

Allah SWT melarang mahluknya berdoa kepada selain Dia. “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya disamping (menyembah) Allah." (QS Al-Jin: 18)

Sudah menjadi keharusan bagi setiap Muslim untuk memperlakukan para ulama dengan sebaik mungkin, namun tetap dalam batas-batas yang telah ditetapkan syariat.

Syekh Abdul Qodir Jaelani wafat Sabtu malam selepas Maghrib, pada 9 Rabiul Akhir 561 H/1166 M di daerah Babul Azaj, Baghdad.

Wallahu a`lam

Rabu, 19 Februari 2014

WANITA YANG TIDAK MENCIUM BAU SYURGA


Bismillahirrohmanirrohiim

Ada tiga gaya, penampilan atau mode yang membuat wanita muslimah diancam tidak akan mencium bau surga. Padahal bau surga dapat dicium dari jarak sekian dan sekian. Di antara penampilan yang diancam seperti itu adalah gaya wanita yang berpakaian namun telanjang. Yang kita saksikan saat ini, banyak wan
ita berjilbab atau berkerudung masih berpenampilan ketat dan seksi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﺻِﻨْﻔَﺎﻥِ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻟَﻢْ ﺃَﺭَﻫُﻤَﺎ ﻗَﻮْﻡٌ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﺳِﻴَﺎﻁٌ ﻛَﺄَﺫْﻧَﺎﺏِ
ﺍﻟْﺒَﻘَﺮِ ﻳَﻀْﺮِﺑُﻮﻥَ ﺑِﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﻭَﻧِﺴَﺎﺀٌ ﻛَﺎﺳِﻴَﺎﺕٌ ﻋَﺎﺭِﻳَﺎﺕٌ ﻣُﻤِﻴﻼَﺕٌ
ﻣَﺎﺋِﻼَﺕٌ ﺭُﺀُﻭﺳُﻬُﻦَّ ﻛَﺄَﺳْﻨِﻤَﺔِ ﺍﻟْﺒُﺨْﺖِ ﺍﻟْﻤَﺎﺋِﻠَﺔِ ﻻَ ﻳَﺪْﺧُﻠْﻦَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ
ﻭَﻻَ ﻳَﺠِﺪْﻥَ ﺭِﻳﺤَﻬَﺎ ﻭَﺇِﻥَّ ﺭِﻳﺤَﻬَﺎ ﻟَﻴُﻮﺟَﺪُ ﻣِﻦْ ﻣَﺴِﻴﺮَﺓِ ﻛَﺬَﺍ ﻭَﻛَﺬَﺍ

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat:

(1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan
(2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128).

Tiga Sifat Wanita yang Tidak Mencium Bau Surga

Dalam hadits di atas disebutkan beberapa sifat wanita yang diancam tidak mencium bau surga di mana disebutkan,

ﻭَﻧِﺴَﺎﺀٌ ﻛَﺎﺳِﻴَﺎﺕٌ ﻋَﺎﺭِﻳَﺎﺕٌ ﻣُﻤِﻴﻼَﺕٌ ﻣَﺎﺋِﻼَﺕٌ ﺭُﺀُﻭﺳُﻬُﻦَّ ﻛَﺄَﺳْﻨِﻤَﺔِ
ﺍﻟْﺒُﺨْﺖِ ﺍﻟْﻤَﺎﺋِﻠَﺔ
ِ
Yaitu para wanita yang:
(1) berpakaian tetapi telanjang,
(2) maa-ilaat wa mumiilaat ,
(3) kepala mereka seperti punuk unta yang miring.

Apa yang dimaksud ketiga sifat ini? Berikut keterangan dari Imam Nawawi dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim.

(1) Wanita yang berpakaian tetapi telanjang.

Ada beberapa tafsiran yang disampaikan oleh Imam Nawawi:

1- wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur
kepada-Nya.

2- wanita yang menutup sebagian tubuhnya dan menyingkap sebagian lainnya

3- wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan
warna badannya.

(2) Wanita yang maa-ilaat wamumiilaat

Ada beberapa tafsiran mengenai hal ini:

1- Maa-ilaat yang dimaksud adalah tidak taat pada Allah dan tidak mau menjaga yang mesti dijaga.
Mumiilaat yang dimaksud adalah mengajarkan yang lain untuk berbuat sesuatu yang tercela.

2- Maa-ilaat adalah berjalan sambil memakai wangi-wangian dan mumilaat yaitu berjalan sambil menggoyangkan kedua pundaknya atau bahunya.

3- Maa-ilaat yang dimaksud adalah wanita yang biasa menyisir rambutnya sehingga bergaya sambil berlenggak lenggok bagai wanita nakal. Mumiilaat yang dimaksud adalah wanita yang menyisir rambut wanita lain supaya bergaya seperti itu.

(3) Wanita yang kepalanya seperti punuk unta yang miring, Maksudnya adalah wanita yang sengaja memperbesar kepalanya dengan mengumpulkan rambut di atas kepalanya seakan-akan memakai serban (sorban). (Lihat Syarh Shahih Muslim, terbitan Dar Ibnul Jauzi, 14: 98-99).

Mode Wanita Saat Ini …

Ada beberapa gaya yang bisa kita saksikan dari mode wanita muslimah saat ini yang diancam tidak mencium bau surga berdasarkan hadits di atas:

1- Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga kelihatan warna kulit.

2- Wanita yang berpakaian tetapi telanjang karena sebagian tubuhnya terbuka dan lainnya tertutup.

3- Wanita yang biasa berhias diri dengan menyisir rambut dan memakerkan rambutnya ketika berjalan dengan berlenggak lenggok.

4- Wanita yang menyanggul rambutnya di atas kepalanya atau menambah rambut di atas kepalanya sehingga terlihat besar seperti mengenakan konde (sanggul).

5- Wanita yang memakai wangi-wangian dan berjalan sambil menggoyangkan pundak atau bahunya.

Semoga Allah memberi petunjuk pada wanita muslimah untuk berpakaian yang sesuai petunjuk Islam. Karena penampilan seperti ini yang lebih menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. Aamiin

Wallahu a`lam

Rabu, 12 Februari 2014

KOTA MEKAH ADALAH PUSAT BUMI


Bismillahirrohmanirrohiim

Penemuan ilmiah membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari planet bumi. Fakta ini memperkuat kebenaran ilmiah dan ruhiah Islam, sekaligus menjadi dasar kuat penerapan jam Makkah sebagai acuan waktu dunia, menggantikan Greenwich yang penuh kontroversi.

Jama’ah haji mulai kembali ke negaranya masing-masing. Sekian lama mereka harus meninggalkan negeri masing-masing. Kini telah tuntas mereka mengusaikan manasik, atau ritual-ritual ibadah haji di berbagai tempat yang ada di Makkah dan sekitarnya. Dalam beberapa hari di bulan Dzulhijjah itu, mereka diberi kemuliaan oleh Allah untuk menjadi tamu-Nya, mengunjungi rumah-Nya, kiblat kaum muslimin di seluruh dunia.

Allah telah menjadikan Makkah sebagai tanah suci, bahkan dipilih-Nya sebagai tempat bagibaitullah (rumah Allah), sekaligus sebagai tempat diutusnya nabi dan rasul terakhir Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keistimewaan ini memunculkan pertanyaan, mengapa Makkah?
Tentu, hal itu adalah rahasia Allah. Namun, dari kajian yang dilakukan ilmuwan muslim, terungkap fakta mengejutkan tentang keistimewaan kota Makkah, bila ditilik dari sudut ilmu geografi (ilmu bumi) dan geologi (ilmu tanah). Sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Dr Husain Kamaluddin, seorang dosen ilmu ukur bumi, telah membuktikan bahwa Makkah adalah pusat bumi.
Pada mulanya, penelitian itu bertujuan untuk menemukan suatu cara yang bisa membantu seorang muslim untuk memastikan lokasi kiblat, dari tempat manapun di dunia. “Kami katakan di dalam bumi, bukan di atas bumi, karena atmosfer mengikuti planet bumi. Dengan demikian manusia selalu berada di dalam bumi, kecuali bila ia terbang ke luar angkasa,” tutur Dr Husain mengawali penjelasan ilmiahnya.
Namun di tengah risetnya, pria ini seperti menemukan durian runtuh. Betapa tidak, ia berhasil mengungkap fakta yang seharusnya dapat memecahkan polemik ratusan tahun tentang pusat planet bumi. Bersama timnya, ilmuwan Mesir ini mendapati Makkah sebagai pusat bagi seluruh benua yang ada di bumi.
Pada mulanya ia menggambar peta bumi untuk memastikan arah kiblat dari berbagai tempat. Setelah menggambar benua-benua berdasarkan jarak setiap tempat yang ada di keenam benua serta lokasinya dari Kota Makkah al-Mukarramah, ia memulai menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang. Pada penelitian pertama ini, ia sudah menemukan fakta bahwa Makkah adalah pusat bumi, karena kota suci tersebut menjadi titik pusat garis-garis itu!
Dr Husain yang saat itu menjadi Kepala Bagian Ilmu Ukur Bumi di Universitas Riyadh Saudi Arabia, kemudian membuat garis-garis benua dan segala perinciannya untuk kepentingan risetnya. Pekerjaannya terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak valid dan variasi-variasi berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum terhadap apa yang ia temukan, bahwa Makkah memang benar-benar pusat bumi.
Ia berhasil membuat lingkaran detail dengan Makkah sebagai pusatnya. Garis-garis luar lingkaran itu berada di luar benua-benua, sedangkan keliling garisnya berputar bersama garis luar benua-benua itu. Dalam riset ini, Dr Husain bersama timnya berhasil menemukan salah satu hikmah ilahiah: mengapa Makkah al-Mukarramah dipilih sebagai tempat bagi baitullah! (Majalah al-‘Arabi, edisi 237, Agustus, 1978).
Foto-foto satelit, studi-studi topografi dan kajian lapisan bumi serta geografi yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama dengan penemuan tim Dr Husain di tahun 70-an itu.
Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus- menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.
Studi ilmiah yang menghasilkan teori itu memang dilaksanakan untuk tujuan berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Namun studi yang diterbitkan di dalam banyak majalah sains di Barat itu, dengan sendirinya turut menegaskan bahwa pusat planet bumi adalah kota suci umat Islam, Makkah al-Mukarramah. Subhanallah!
Kebenaran ilmiah itu menjadi pembuktian firman Allah berikut ini:
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْآَخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَهُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
“Dan ini (al-Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya.” (QS. Al-An’am: 92)
Dalam ayat lain, yakni pada Surat asy-Syura ayat 7, Allah juga menyebut Makkah denganUmmul Qura, dan negeri-negeri lain dengan “negeri-negeri di sekelilingnya”.
Mengapa Allah menyebut Makkah sebagai Ummul Qura (induk kota-kota)? Mengapa Allah menyebut daerah selain Makkah dengan kalimat “negeri-negeri di sekelilingnya”?
Dipastikan melalui berbagai penemuan mutakhir di abad ini bahwa hal itu terkait dengan pusat bumi dan hal-hal yang mengelilinginya. Kata “Ummul Qura’” berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, sementara yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu yang menjadi sumber keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain. Selain itu, kata “ibu” memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain. Karena Makkah juga disebut Bakkah, tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu, terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan.
Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang sangat luas). Kemudian gunung api di dasar samudera meletus dengan keras dan mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar dan membentuk “bukit”. Bukit inilah yang kemudian menjadi tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya lantai dari Ka’bah (kiblat). Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi.
Jika demikian, ini berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas dataran ini. Adakah hadits nabi yang menunjukkan fakta mengejutkan ini? Jawabannya adalah “ya!” Nabi bersabda,“Ka’bah itu seperti tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas.”
Menjadi tempat yang pertama diciptakan menambah sisi spiritual tempat tersebut. Allah telah memuliakan Makkah saat Dia menjadikannya sebagai pusat ibadah umat Islam, terutama ibadah haji. Allah juga berkehendak menjadikan rumah yang digunakan untuk menyembah-Nya terletak di Makkah, sebagai kota tujuan umat muslim dalam haji dan umrah. Makkah berada di tengah bumi, sejalan dengan makna firman Allah dalam Surat al-Baqarah:
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang adil.” (dari QS al-Baqarah: 143).
Kata “adil” pada ayat di atas diterjemahkan dari kata wasath, yang dalam bahasa Arab berarti“tengah-tengah.” Bagi yang mempercayai mukjizat angka dalam al-Qur’an akan menemukan fakta, bahwa ayat yang menegaskan tentang tengah-tengahnya umat Islam ini terdapat pada ayat 143, dan itu adalah tengah-tengahnya Surat al-Baqarah yang memiliki 286 ayat. Maha Besar Allah!




Dari Greenwich ke Makkah
Sejumlah pakar Islam di bidang geologi dan ilmu syariah mulai mengkampanyekan persamaan waktu dunia dengan merujuk waktu Makkah al-Mukarramah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengganti persamaan waktu Greenwich (GMT) yang selama ini digunakan banyak penduduk dunia. Menurut sejumlah kajian ilmiah, Makkahlah yang seharusnya menjadi pusat bumi.
Persoalan tersebut muncul dalam Konferensi Ilmiah bertajuk “Makkah Sebagai Pusat Bumi, antara Teori dan Praktek”. Konferensi yang diselenggarakan di ibukota Qatar, Dhoha pada tahun ini (2009) menyimpulkan tentang acuan waktu Islam berdasarkan kajian ilmiah yakni Makkah. Konferensi juga menyeru pada umat Islam agar mengganti acuan waktu dunia yang selama ini merujuk pada Greenwich. Konferensi juga dihadiri oleh Syaikh Dr Yusuf al-Qaradhawi, dan juga sejumlah pakar geologi Mesir seperti Dr Zaghlul Najjar, dosen ilmu bumi di Wales University di Inggris, serta Ir Yaseen Shaok, seorang saintis yang mempelopori jam Makkah.
Dr Qaradhawi dalam kesempatan itu menyampaikan dukungannya agar umat Islam dan juga dunia menggunakan acuan waktu Makkah sebagai acuan waktu yang sejati, karena Makkah adalah pusat bumi. “Kami menyambut kajian ilmiah dengan hasil yang menegaskan kemuliaan kiblat umat Islam. Meneguhkan lagi teori bahwa Makkah merupakan pusat bumi adalah sama dengan penegasan jati diri keislaman dan menopang kemuliaan umat Islam atas agama, umat dan peradabannya,” jelas Qaradhawi yang juga ketua Asosiasi Ulama Islam Internasional itu.
Terkait Makkah sebagai pusat bumi, Dr Zaghlul Najjar mengamini penelitian saintifik yang dilakukan oleh Dr Husain Kamaluddin di atas, bahwa ternyata Makkah Mukarramah memang menjadi titik pusat bumi. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh The Egyptian Scholars of The Sun and Space Research Center yang berpusat di Kairo itu, melukiskan peta dunia baru, yang dapat menunjukkan arah Makkah dari kota-kota lain di dunia. Dengan menggunakan perkiraan matematik dan kaidah yang disebut “spherical triangle” Dr Husain menyimpulkan kedudukan Makkah betul-betul berada di tengah-tengah daratan bumi. Sekaligus membuktikan bahwa bumi ini berkembang dari Makkah.
 Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat, sekaligus akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade lalu tentang rujukan waktu dunia. Kini menjadi keharusan bagi umat dan media Islam untuk terus mengkampanyekan kebenaran ini.

Wallahu a`lam

Kamis, 30 Januari 2014

MENGHARGAI DIRI SENDIRI


Bismillahirrohmanirrohiim

"kita pasti mati, sayangnya, kita tak bisa memilih caranya. Tapi, kita bisa memutuskan bagaimana meraihnya... demi kita dikenang sebagai manusia." Proximo, Gladiator
Dalam sebuah kelas training, seorang fasilitator memulai programnya dengan selembar uang senilai Rp. 100.000 yang masih baru. Di dalam ruangan tersebut, dia bertanya, "Siapa yang mau uang ini?"


Spontan para partisipan mengacungkan tangan mereka.

"Saya akan memberikan uang ini pada salah satu dari kalian, tapi apakah kalian masih mau kalau uang ini sudah kusut?" katanya sambil meremas-remas uang tersebut agar menjadi kusut.

Para partisipan masih tetap mengacungkan tangan mereka.

"Bagaimana kalau saya melakukan ini?" katanya sambil menjatuhkan uang tersebut ke lantai dan menginjaknya berulang kali. Kemudian uang itu yang sudah menjadi kusut dan kotor diambilnya kembali, "masih ada yang mau?"

Para partisipan tetap saja mengacungkan tangan mereka.

"Kita semua baru saja mempelajari sesuatu yang sangat berharga," katanya, "tidak peduli apa yang saya lakukan terhadap uang tersebut, teman-teman sekalian tetap saja menginginkan uang tersebut karena nilai uang tersebut tidak berkurang, masih tetap 100 ribu rupiah."

"Sering kali dalam kehidupan ini kita jatuh, segala sesuatunya tidak sesuai dengan keinginan kita, dan terpuruk dikarenakan keputusan yang kita ambil dan juga hambatan menghadang di tengah perjalanan kita. Kita merasa bahwa kita sudah tidak berharga lagi. Tetapi, apapun yang telah atau akan terjadi, kita tidak akan pernah kehilangan harga diri kita. Kotor atau bersih, kacau atau teratur, kita masih tetap sangat berharga... terutama bagi orang-orang yang mencintai kita."

Harga dari kehidupan yang kita jalani bukan datang dari apa yang kita lakukan atau siapa yang kita kenal, tetapi dari SIAPA DIRI KITA.


Wallahu a`lam

Selasa, 28 Januari 2014

HUKUM MEMINDAHKAN PENYAKIT KE HEWAN


Bismillahirrohmanirrohiim

Pada saat ini, banyak dijumpai model pengobatan baik secara medis atau non medis, yang sering disebut pengobatan alternatif. Salah satu cara pengobatan alternatif (non-medis) misalnya mengobati pasien dengan cara mengorbankan hewan yang muhtarom (yang dimulyakan / halal), seperti kambing, ayam, kerbau dan lain-lain, dan yang sering dilakukan dalam hal ini adalah pengobatan dengan cara memindahkan penyakit pasien kepada kambing.

Pertanyaan :

a. bagaimana hukumnya memindahkan penyakit pasien kepada kambing misalnya, kemudian kambingnya dipotong?

b. Bagaimana hukumnya memindahkan penyakit pasien pada kambing dan kambing langsung mati tanpa dipotong?

Jawab :

a. Boleh, apabila sudah sampai batas dlorurot atau hajat, demi keselamatan manusia muhtarom dengan beberapa catatan:

1) Hal tersebut menjadi alternatif yang terakhir;

2) Pasien tersebut termasuk muhtarom 'inda al-syar'i (orang yang dimuliakan dalam pandangan Islam);

3) Sakitnya sampai kondisi mubihut tayammum (diperkenankan untuk bertayammum).

ومأخذه :

(1) نهاية المحتاج ( الجزء الثاني , ص / 21-22 ) ونصه :

(ولو وصل عظمه) أي عند احتياجه له لكسر ونحوه (بنجس من العظم ولو مغلظا لفقد الطاهر) الصالح لذلك (فمعذور) فيه - الى ان قال - فقد نص فى المختصر بقوله ولا يصل الى ما إنكسر من عظمه الا بعظم ما يؤكل لحمه ذكيا ويؤخذ منه انه لايجوز الجبر بعظم الأدمي مطلقا فلو وجد نجسا يصلح وعظم ادمي كذاك وجب تقديم الأول .(قوله ولووصل عظمه) ظاهره ولوكان الواصل غير معصوم لكن قيده حج بالمعصوم (قوله عند احتياجه) اي بان خشي مبيح التيمم ولولم يصل به اتني حج (قوله وجب تقديم الاول) اي وان كان حيا فيجوز قطع عضوه مثلا ليصل بعظمه ولايجوز له العدول عنه الى عظم الأدمي الميت لحرمته.اهـ

(2) الباجورى ( الجزء الأول , ص /34 ) ونصه :

(الميتة) - الى أن قال - وماشك في سيل دمه وعدمه فهل يجوز شق عضو منه اولا ؟ قال بالاول الرملي تبعا للغزالى لأنه لحاجة وقال بالثانى ابن حجر تبعا لامام الحرمين لما فيه من التعذيب ـ

(3) الفقه الاسلامى ( الجزء الثالث , ص /522 ) ونصه :

واجاز الشافعي شق بطن الميت لإخراج ولدها وشق بطن الميت لإخراج مال منهالى ان قال - وبناء على هذه الأراء المبيحة يجوز التشريح عند الضرورة او الحاجة لقصد التعليم لأغراض طبية او لمعرفة اسباب الوفاة واثبات الجناية على المتهم بالقتل ونحو ذلك لأغراض جنائية اذا توقف عليها الوصول الى الحق فى امر الجناية الى ان قال كذلك يجوز تشريح جثت الحيوان للتعليم لأن المصلحة فى التعليم تجوز احساسها بالألم اهـ.

(4) المجموع للنووي ( الجزء التاسع ,ص / 50-51) ونصه :

وعليه يحمل حديث (ان الله لم يجعل شفاء كم فيما حرم عليكم ) فهوحرام عند وجود غيره وليس حراما اذا لم يجد غيره. اهـ

(5) اعانة الطالبين ( الجزء الرابع , ص / 129) ونصه :

والقاء الدواب لسلامة الأدمى المحرم ان تعين لدفع الغرق. اهـ


Wallahu a`lam

Minggu, 26 Januari 2014

RAHASIA SURAH AL-FATIHAH


BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM

1 - AL-FATIHAH Baca 14 kali sebelum tidur : Suami dan anak-anak akan mengingati kita selalu

2 - AL-FATIHAH Baca 41 kali tiup dalam air dan minum serta buat air mandian:Melepas--kan rasa sakit dalaman

3 - AL-FATIHAH Baca 7 kali dan usap di kepala setiap pagi dan sekali sebelum tidur.Kepada orang berpenyakit mental

4 - AL-FATIHAH Baca 3 kali tiup dalam segelas air- minum dan baca sambil mengusap kawasan yang rasa sakit.Sakit yang keterlaluan

5 - AL-FATIHAH Baca 7 kali dan sapu /usap ke atas kepala bayi yang suka menangis pada malam hari atau pada bila-bila masa

6 - AL-FATIHAH Baca 3 atau 7 kali, gunakan ibu jari dan tekan di langit-langit, (Mulut) kemudian sapu kepada tempat yang sakit Luka berdarah, sengat lebah, jari terkepit di pintu

Note : BACALAH DALAM KEADAAN KHUSYUK, TAWAKAL KEPADA ALLAH DAN NIATLAH DENGAN JUJUR, INSYA-ALLAH IANYA MERUPAKAN PENAWAR YANG TERBAIK KEPADA SEMUA

WALLAHU A`LAM

Jumat, 24 Januari 2014

JANGAN MUDAH DI PECAH BELAH


Bismillahirrohiim

Palestina adalah simbol perjuangan, karena itu biasanya orang-orang yang mengklaim aktivis dakwah biasanya nggak akan ketinggalan untuk memasang segala macam pernik berbau palestina supaya dianggap sebagai aktivis dakwah. Paling sering yang saya temui, seperti suatu kewajiban bagi ‘aktivis dakwah’ ini untuk nempel “bendera palestina” di jaketnya, lambang pengorbanan klaimnya. Padahal kalo mereka tau betul apa makna bendera itu, mungkin bendera itu nggak pernah akan tersemat di jaketnya.

Sedih memang kalo menemui aktivis model begini, yang lebih sedihnya lagi ketika saya ketemu temen saya (ceritanya selesai pengajian) yang di sepedanya ada bendera palestina, spontan saya sampaikan dengan setengah kesel “antum belum paham ya?!” (kata2 ini dulunya sering dialamatkan kepada saya dan SHSD oleh Fatih Karim, pas kita mau diomelin heheheh..)

Memang banyak aktivis yang belum paham tentang sekulerisme dan kroco-nya walau katanya mereka mengutuk sekulerisme sampe 7 turunan. Termasuk ‘anak hasil diluar nikah-nya’ yang bernama nasionalisme. Sebuah perasaan semu, persatuan maya yang dibangun atas dasar kesamaan suku bangsa ditambah rendahnya cara mikir.

Nasionalisme inilah yang bertanggung jawab atas histerisnya cewe-cewe kampungan pas liat si Irfan, dan yang membuat bapak-bapak rame-rame beli baju, jaket merah, selendang merah, eforia ndeso, rela pawai naek motor sambil nyanyi ‘garuda di dadaku’ sementara anaknya dirumah nangis nyari susu. Dan asal tau aja, cara paling mudah dan instan untuk mengecap nasionalisme adalah dengan bendera. Ya, dengan mengangkat satu bendera tertentu, seolah-olah seseorang sudah menjadi satu bagian ikatan tertentu namanya nasi-on-alis-me! basi!

Karena itulah ketika awal abad ke-20, saat itu ketika Khilafah Islam Utsmaniyah sedang menghadapi masalah besar akibat dari kesalahan mereka dalam menerapkan Islam baik fikrah dan thariqahnya, bangsa barat via Inggris dan Prancis memilih nasionalisme sebagai pisau penikam ummat Islam dengan cara menyuntikkan ide gila ini kepada kaum Arab di Syam dan kepada kaum Turki di Eropa. Dan tebak, apa yang mereka lakukan pertama kali?.

Kalo Anda menjawab “Bendera”, Anda jenius dan 100% tepat!

Lewat bendera, Islam dipecah. Pada 1911 dibentuk Fatat Al-Arab (bahasa Londo-nya Jong Arab), di Paris, yang dimotori oleh cendekiawan ‘kebablasan’ yang kuliah di Prancis. Dan sejak saat itu mereka memutuskan untuk meneruskan cita-cita Jamaluddin Al-Afghani dan muridnya Muhammad Abduh untuk memecah-belah Islam dan menerima penggabungan peradaban Barat dan Islam. (btw, banyak orang Muslim tertipu dan menganggap Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh adalah tokoh Islam, yang kayak begini berarti ora pendidikan).

Jauh sebelumnya, Prancis juga telah berhasil meniupkan candu nasionalisme via pelajar-pelajar Turki yang kuliah di Prancis untuk mendirikan Fatat At-Turk (Jong Turk). Dibantu oleh Freemasonry Yunani, maka gerakan Turki Muda ini berhasi menjajakan ide nasionalisme di parlemen via ‘Comitee of Union and Progress’ dan melengserkan Abdul Hamid II yang saat itu sedang berjuang habis-habisan untuk mempertahankan Khilafah. Namun Abdul Hamid II telah maksimal, hantaman Yahudi Zionis, Prancis,Inggris, kaum Nasionalis, Nasrani dan Syaikhul Islam yang berkhianat akhirnya dapat meruntuhkan Khilafah.

Singkat cerita, gerakan ini akhirnya menghasilkan yang sesuai dengan keinginan empunya, Inggris. Dengan sentimen nasionalisme, kaum Arab memberontak terhadap Khilafah dan tunduk pada Barat, setelah itu Prancis dan Inggris membagi-bagi wilayah mereka. Inggris mendapatkan sebagian besar wilayah Arab dari pecahan Khilafah Utsmani, sementara Prancis ‘lumayan’ mendapat Sudan, Tunisia, Aljazair, Syria dan Lebanon.

Well, that’s the way they once killed us

Ok, kembali lagi ke bendera. Yang ingin saya sampaikan sebenarnya sederhana, tahukah Anda bendera apa yang disepakati oleh kaum Nasionalisme Aran untuk meruntuhkan Khilafah Islam yang menerapkan syari’at Allah kepada ummatnya dari zaman Rasul sampe 1924?. Bendera itu mereka sepekati terdiri dari 3 warna: Merah, Hitam, Hijau dan Putih. Inilah yang menjelaskan mengapa bendera negara-negara yang lahir dari nasionalisme arab ini komposisinya tersusun dari warna-warna dasar itu.


Dengan kata lain, bendera bukan hanya bendera. Ia adalah lambang, ia adalah cerminan ideologi, lebih daripada itu bendera adalah identitas perjuangan. Bendera bukan hanya pemanis dan penghias pasukan, tetapi ia adalah ruh pengorbanan dan visi hidup seseorang. Makanya Rasulullah Muhammad betul-betul memperingatkan tentang ihwal bendera:

وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عُمِّيَّةٍ يَدْعُو إِلَى عَصَبِيَّةٍ أَوْ يَغْضَبُ لِعَصَبِيَّةٍ فَقُتِلَ فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ

“..dan barang siapa yang berperang dibawah bendera ketidak jelasan dan menyeru kepada kefanatikan atau marah karena fanatik kemudian terbunuh maka terbunuhnya adalah terbunuh secara jahiliyah.”

Dalam banyak riwayat para ahli hadits, Rasulullah sendiri punya bendera yang jelas, 2 warnanya: hitam dan putih. Ibnu Abbas menyampaikan bahwa didalamnya terdapat kalimat tauhid atau syahadat. Inilah bendera yang layak diangkat, dijadikan simbol perjuangan dan persatuan.

Akhirul Kalam, berhati-hatilah dalam perjuangan, jangan sampai niat kita membantu saudara kita yang tertindas di Palestina justru menjadi sesuatu yang buruk karena kita tidak mengerti duduk permasalahan dan akhirnya malah mendukung ‘nasionalisme palestina’, pisau yang sama yang menikam persatuan kaum Muslim dalam Khilafah. Jangan sampe jatuh ke lubang yang sama dua kali, atau anda malah memilih jatuh ke lubang yang berbeda. Seharusnya kita semua awas dengan peringatan Rasulullah akan perpecahan dan kembali berpegang teguh dalam hukum Islam, Allah yang sama dan tentunya bendera yang sama. Insya Allah

Wallahu a`lam